29 Desember 2007

Kumpulan Cerpen Bermakna

01 Februari 2007
PENGGEMBALA DOMBA

Abdullah bin Dinar bercerita bahwa satu kali ia dan kholifah Umar tengah berjalan-jalan. Mereka menjumpai seorang anak kecil yang sedang menggembala domba. Umar berkata padanya “Juallah seekor kambing kepadaku”. Anak lelaki itu menjawab “Domba-domba ini bukan milikku, tetapi milik tuanku”.

Abdullah bin Dinar bercerita bahwa satu kali ia dan kholifah Umar tengah berjalan-jalan. Mereka menjumpai seorang anak kecil yang sedang menggembala domba. Umar berkata padanya “Juallah seekor kambing kepadaku”. Anak lelaki itu menjawab “Domba-domba ini bukan milikku, tetapi milik tuanku”. Untuk mengujinya Umar berkata lagi “Engkau kan bisa katakan kepadanya bahwa seekor srigala telah menerkam seekor domba. Tuanmu tak akan tahu”.

“Dia memang tak akan tahu, tetapi Alloh SWT mengetahuinya”, kata anak itu lagi. mendengar jawaban tersebut Umar menangis. Dia mengikuti anak itu untuk membebaskannya dari tuannya. “Ucapanmu itu telah membuatmu bebas di dunia dan bebas pula di akhirat”.

Al-Ghozali



01 Februari 2007

SEBUAH ALASAN
“KENAPA ILMU HARUS DIAMALKAN?”


Ada seorang cendekiawan muslim dan ahli tasawuf berkisah tentang bagaimana cara mengamalkan ilmu agar tidak menjadi sia-sia. Kisah ini berasal dari seorang sufi di Persia.

Alkisah seorang Arab Badawi bermaksud menjual sekarung gandum ke pasar. Berulang kali ia mencoba meletakkan karung itu diatas punggung unta dan berulang kali ia gagal. Ketika hampir putus asa terkilas pada pikirannya pemecahan sederhana. Ia mengambil satu karung lagi dan mengisinya dengan pasir. Ia merasa lega ketika karung itu bergantung dengan seimbang, segera ia berangkat ke pasar.

Di tengah jalan, ia bertemu dengan orang asing yang berpakaian compang-camping. Ia diajak oleh orang asing untuk berhenti sejenak dan bebincang-bincang. Orang Badawi itu menyadari bahwa yang mengajaknya berbincang itu orang yang banyak pengetahuan. Tiba-tiba orang asing itu menyaksikan dua buah karung bergantung pada punggung unta.

“Apa yang bapak angkut itu kelihatannya sangat berat”, orang asing itu. “Salah satu karung berisi gandum yang akan saya jual ke pasar. Satu lagi karung yang berisi pasir untuk menyeimbangkan keduanya pada punggung unta”, jawab orang Badawi. Sambil tertawa, orang asing itu memberi nasehat “Mengapa tidak ambil setengah dari karung yang satu dan memindahkan kekarung yang lain. Dengan begitu unta menanggung beban yang ringan dan ia dapat berjalan cepat”.

Orang Badawi takjub, ia tidak pernah berpikir seperti itu. Tetapi sejenak kemudian, ketakjubannya berubah menjadi kebingungan. Ia berkata “Anda memang pintar, tetapi dengan segala kepintaran ini mengapa bergelandangan seperti ini, tidak punya pekerjaan dan bahkan tidak punya sepatu”.

Orang asing itu menarik nafas panjang-panjang, “Jangankan sepatu, hari ini pun saya tidak punya uang. Untuk makan malam saja, setiap hari saya berjalan dengan kaki telanjang untuk mengemis sekerat atau dua kerat roti”.

“Lalu apa yang anda peroleh dengan seluruh kepandaian dan kecerdikan anda itu?”, tanya si Badawi.

“Dari semua pelajaran dan pemikiran, aku hanya memperoleh sakit kepala dan khayalan hampa. Percayalah, semuanya itu hanya bencana bagiku, bukan keberuntungan”, tutur si filsuf.

Orang Badawi itu berdiri melepaskan tali unta dan bersiap-siap untuk pergi. Kepada filsuf yang kelaparan dipinggir jalan, ia memberi nasehat “Hai, orang yang tersesat menjauhlah dariku, karena aku kuatir kemalanganmu akan menular kepadaku. Bawalah semua kepandaianmu itu sejauh-jauhnya dariku. Sekiranya dengan ilmumu itu kamu ambil suatu jalan, aku akan mengambil jalan yang lain. Sekarung gandum dan sekarung pasir boleh jadi berat, tetapi itu lebih baik dari pada kecerdikan yang sia-sia. Anda boleh jadi pandai, tetapi kepandaian anda hanya kutukan, saya boleh jadi bodoh, tetapi kebodohan saya mendatangkan berkah karena walaupun saya tidak cerdik, tetapi hati saya dipenuhi rahmatNYA dan jiwa saya berbakti kepadaNYA”.

Kiranya ada hikmah dibalik kisah itu, ketika saat ini banyak dari cendekiawan kita tidak bisa mengamalkan ilmunya dijalan Alloh SWT.

28 Desember 2007

Kumpulan Cerita Lucu & Cerpen Lucu

06 Maret 2007

KANTOR POLISI

Pada suatu hari Fadli mendapat SMS dari Fani, pacarnya. Di SMS tersebut Fani bilang “Yang, skrng aq sdng d kntr polisi, smua bukti n saksi tlh mengarh kpd q, polisi tlh mengintrogasiku, aq takut, stlh bbrp lm akhrny...”. Tanpa berpikir panjang Fadli mengambil motor di garasinya dan langsung tancap gas menuju kantor polisi.

Sampai di kantor polisi, ternyata gadis pujaannya itu sama sekali tak terlihat batang hidungnya. Karena Fadli adalah anak yang sangat pemalu dan lugu, dia tidak berani bertanya kepada pak polisi yang sedang berjaga di kantor tersebut.

Setelah beberapa lama mondar-mandir di tempat tersebut, akhirnya dia memberanikan diri untuk bertanya kepada pak satpam yang sedang jaga di pintu gerbang. “Pak, boleh numpang tanya!, sejak tadi ada gak cewek yang di tahan di kantor ini?”.

“Waduh... saya gak tau mas, di sini saya hanya bertugas untuk mengatur kendaraan yang keluar masuk dari tempat ini”, jawab pak satpam kepada Fadli.

“Kalau gitu, makasih pak!”, sahut Fadli.

Mendengar jawaban dari pak satpam, Fadli mempunyai inisiatif untuk menelepon pacarnya tersebut. “Hallo... Say, kamu ada dimana?, kucari ke kantor polisi kok gak ada?, gimana keadaan kamu?, katanya kamu ditahan di kantor polisi?”, ucap Fadli dengan sedikit merasa cemas.

Sambil tersenyum dia mencoba menenangkan kekasihnya, “Yang, sekarang aku sedang di rumah, aku baik-baik aja kok!”.

“Terus yang kirim SMS ke aku itu siapa?”, tanya Fadli kepada Fani.

“Oh... SMS itu, kamu pasti belum baca isi semua SMS dariku itu!. baca lagi donk!”, tukas Fani.

Fadli terdiam.

“Udah gitu aja yach... nanti pulsa kamu habis. Udah yach... dah sayaaang...”, Fani kemudian menutup hand phonenya.

Fadli masih bingung!. Lalu dia membuka SMS itu lagi dan membacanya. Beberapa saat kemudian dia tertawa sendiri karena tahu isi lengkap SMS tersebut adalah, “Yang, skrng aq sdng d kntr polisi, smua bukti n saksi tlh mengarh kpd q, polisi tlh mengintrogasiku, aq takut, stlh bbrp lm akhrny aq dpt srt tilang, d srt tu trtls anda dinyatakan bebas krn semua bukti n saksi menyatakan bahwa anda adalah wanita yg cantik menawan hati”.

Dalam hati Fadli berkata “Ternyata aku orang begok yach...!”.



06 Maret 2007

SANDALKU RAIB

Rudi dan Andi adalah sahabat yang sangat dekat, kemanapun dan dimanapun mereka selalu berdua. Seperti kata pepatah, dimana ada gula di situ pasti ada semut, dimana ada Rudi disitu pasti ada Andi.

Suatu sore Andi curhat sama Rudi. “Hari ini aku bener-bener kesal banget Rud”, tutur Andi kepada Rudi.

“Emangnya kenapa And?”. Tanya Rudi kepada Andi.

Dengan sedikit menggerutu Andi menjawab pertanyaan Rudi, “Tadi siang aku sholat jum'at berjama'ah di masjid Sabilul Khoir di sebelah rumahku. Aku berangkat ke masjid memakai sandal yang baru kubeli di mall bareng kamu minggu lalu, ta....”. Dia berhenti bicara karena terpotong omongan Rudi.

“Emang kenapa dengan sandalmu And?”, sahut Rudi karena merasa penasaran dengan cerita Andi.

“Waktu aku mau pulang, sandal yang ku pakai waktu berangkat ke masjid itu sudah raib entah kemana. Setelah lama kucari, tetap gak ada, yach... akhirnya kuputuskan untuk menunggu sampai semua jama'ah sholat jum'at pulang. Aku berfikir mungkin sandalku tertukar sama sandal milik orang lain. Setelah semuanya pulang, yang tersisa hanya tinggal sepasang sandal usang, dan yang menyedihkan lagi salah satunya udah berlubang. Mau gimana lagi..., akhirnya dengan terpaksa sandal itu ku pakai dan kubawa pulang, itung-itung dibanding pulang gak pakai sandal”. Jawab Andi dengan muka agak kusut.

Sembari menahan tawa, Rudi bilang pada Andi, “Hmm... kalau gitu... minta aja pertanggung jawaban sama pak ustadz yang tadi siang jadi khotib di masjid”.

Dengan sedikit bingung Andi bertanya pada Rudi, “kok bisa gitu Rud?”.

Sambil tertawa Rudi menjawab, “Disetiap khutbah sholat jum'at, pak ustadz selalu menyerukan kepada para jama'ah untuk mengambil yang baik-baik dan tinggalkan yang jelek-jelek. Mungkin orang yang mengambil sandalmu itu mengikuti apa yang dikatakan pak ustadz”.

Mereka tertawa terbahak-bahak.



07 Maret 2007

NAIK LIFT

Icha adalah salah satu karyawan hotel berbintang lima di Surabaya. Suatu hari dia mendapat telepon dari Fitri, teman masa kecilnya dan merekapun terlarut dalam obrolan hangat. Setelah beberapa lama mengobrol, mereka mempunyai ide untuk bertatap muka secara langsung guna melepas kerinduan diantara mereka. Karena Icha sangat sibuk dengan pekerjaanya dan tak bis meninggalkannya sedetikpun, mereka memutuskan untuk bertemu di tempat Icha bekerja yaitu di hotel Saturnus lantai 10 blok 01.

Singkat cerita, Fitri menuju hotel Saturnus. Sesampainya di lantai satu, Fitri kembali menelepon Icha.

Fitri : Hallo... Cha... sekarang aku sudah berada di lantai satu, tolong jemput aku yach!

Icha : Kamu langsung naik aja ke lantai sepuluh, liftnya disebelah resepsionis.

Fitri : Aku gak berani naik sendirian, aku kan orang asing di hotel ini, entar aku dikira orang jahat lagi!. Jemput aku dong, please...

Icha : Ya... okelah!. Tunggu bentar, jangan kemana-mana!.

Setelah beberapa saat menunggu, batang hidung Icha muncul juga dan Icha mengajak temannya itu untuk naik ke lantai sepuluh.

Icha : Aku heran sama kamu sekarang!.

Fitri : Emang kenapa dengan aku Cha?.

Icha : Dulu, waktu di sekolah, kamu kan cewek paling pemberani diantara yang lain, sampai-sampai kamu dijuluki cewek superman. Kok sekarang mau nemui aku aja minta dijemput segala!.

Fitri : (sambil berbisik dan sedikit menahan tawa), Jujur aja Cha..., sebenarnya aku itu gak tau cara menggunakan lift...!.

Icha : Hah....!!!???



07 Maret 2007

GAPNET

Suatu hari Bu Evi, guru Bahasa Inggris di SMU Harapan Makmur, memberi tugas siswa kelas sepuluh IPA untuk mencari sebuah artikel di internet yang membahas tentang flora dan fauna. Tugas itu dikerjakan secara berkelompok dan setiap kelompok akan dipilih secara acak. Setelah dilakukan pengacakan terbentuklah beberapa kelompok dan setiap kelompoknya terdiri dari 3 orang.

Salah satu kelompok dari beberapa kelompok yang ada adalah kelompok III yang terdiri dari Novi, Ani dan Ria. Mereka bertiga sepakat berbagi tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas dari Bu Evi. Secara kebetulan Novi bertugas untuk mencari artikel di internet, Ani bertugas menterjemahkan artikel kedalam bahasa Indonesia dan Ria bertugas untuk mengetik, mencetak dan mengumpulkan artikel tersebut ke Bu Evi.

Sepulang sekolah, mereka bertiga berjalan bersama. “Nov..., jangan lupa yach..., kamu cari artikel di internet!”, tutur Ani kepada Novi.

“Tenang aja, semua pasti beres!”, jawab Novi dengan meyakinkan. Tetapi dalam hati dia sangat bingung. Jangankan internet, komputer saja Novi masih belum mahir mengoperasikannya.

Karena terpaksa, sore itu Novi memberanikan diri untuk pergi ke warnet untuk melaksanakan tugasnya. Sesampainya di warnet, dia langsung duduk menghadap sebuah komputer dan mengotak-atiknya.

Satu jam telah berlalu, keringat dingin telah membasahi Novi, karena selama itu dia belum lakukan apa-apa, hanya otak atik mouse dan keyboard. Dengan menahan rasa malu, Novi memberanikan diri untuk bertanya kepada Mbak yang sedang jaga warnet. “Permisi Mbak..., boleh tanya!. Gimana ya... cara membuka internet itu?”.

“Lho... selama satu jam itu kamu ngapain aja?”, Mbak itu balik bertanya kepada Novi.

“Aku cuman otak atik mouse ama keyboard aja, nggak ada yang lain!”, jawab Novi sembari menahan rasa malu yang semakin besar.

Mendengar jawaban tersebut, Mbak itu terkejut dan sambil menahan tawa dia berkata, “Ya sudahlah..., nggak apa-apa, nanti kuajarin bagaimana caranya!”.

Seketika wajah Novi nampak lega karena ada yang mau berbaik hati mengajari bagaimana cara berinternet.

Singkat cerita, Mbak penjaga warnet tersebut beralih profesi menjadi guru kursus kilat belajar internet.

Esoknya Novi bertemu Ani dan Ria di sekolah. Kemudian Novi menceritakan pengalamannya di warnet kemarin. Setelah mendengar cerita tersebut, spontan saja mereka berdua tertawa. Tiba-tiba saja Ani menyahut, “Bentar-bentar..., aku mau ngomong nih. Jujur aja yach..., waktu pembagian tugas kemarin, aku berharap enggak kebagian tugas mencari artikel di internet, soalnya aku juga gapnet alias gagap internet, ha... ha... ha..”.

Spontan saja Novi bertanya, “Hah..., An... kamu juga gapnet ta?, kalau kamu Ria?”.

Sambil menahan tawa dan menundukkan kepala Ria menjawab, “Aku juga gapnet!”.

“ha.. hhaa... hhhaaa...!.”.



10 Maret 2007

TERLAMBAT NGANGKAT

Suatu hari Adi larut dalam obrolan hangat bersama Candra, teman sekaligus tetangganya.

Adi : Aku punya pertanyaan Ndra!. Kalau kamu bisa menjawabnya, aku janji nanti kamu ku traktir di warungnya Pak Sholeh!. Mau ngaak?

Candra : Beneran Di, entar kamu bohong lagi!

Adi : Aku ini serius Ndra!. Kamu kok gak percaya sih sama sahabatmu ini! (dengan nada agak tinggi).

Candra : Percaya-percaya..., apa sih pertanyaannya?

Adi : Begini Ndra, saya punya tiga cerita, nanti kamu simpulkan apa kesamaan dari ketiga cerita itu?, Oke!

Candra : (mengangguk...)

Adi : Pertama, saya pernah melihat ada seekor sapi mati mengenaskan gara-gara hanyut terseret arus sungai Ciliwung yang sangat deras. Cerita kedua, waktu itu saya bekerja sebagai koki di sebuah restoran terkenal di Jakarta. Setelah hampir 3 bulan bekerja, saya dipecat oleh pemilik restoran itu karena telah tiga kali menggosongkan daging ayam yang sedang saya masak. Yang ketiga, saya pernah melihat seorang cewek yang baru 6 bulan menikah meloncat kegirangan dan langsung memeluk suaminya karena dokter yang memeriksanya mengatakan bahwa ia positif hamil. Sekarang, apa kesamaan dari ketiga ceritaku tadi?.

Candra : ...Apa ya?...(berfikir)... Nyerah deh, aku nggak tahu!

Adi : Beneran nih... nyerah, nggak jadi ku traktir lho...!

Candra : Ya udahlah..., beritahu jawabannya sekarang, pusing aku memikirkannya.

Adi : Jawabanya adalah... terlambat ngankat!

Candra : (berfikir)...ha...ha...ha...!



10 Maret 2007

MONYET KEBINGUNGAN

Pada saat jam istirahat sekolah, Silvy mendatangi ketiga temannya yang sedang duduk di taman menikmati indahnya langit pagi yang begitu cerah.

Silvy : Hai semua..., aku punya pertanyaan nih. Buah apa yang bikin monyet bingung?

Heni : Gak tau ah...!

Joni : Aku tahu aku tahu... pisang!

Silvy : Kok bisa pisang, apa alasannya Jon?

Joni : Karena kalau nggak ada pisang pasti monyetnya kelaparan dan mati.

Silvy : Salah...!

(Joni, Heni dan Agus terdiam)

Agus : Nyerah deh...

Silvy : Beneran..., kalian semua nyerah?

(Joni, Heni dan Agus terdiam...)

Silvy : Ya udah tak beritahu. Jawabannya adalah... buah jambu!

Agus : (dengan rasa penasaran)Kok bisa buah jambu...?

Joni : Apa alasanmu Silvy?

Heni : Kok jambu...

Silvy : (sambil menunjuk kepada ketiga temannya) He...he... Tuh bener kan, monyetnya pada bingung! Ha...ha...ha...

Agus : (sambil tersenyum)...Awas kamu silvy, nanti ku balas kamu!




10 Maret 2007

INTERISTI SEJATI

Karena tidak mempunyai tiket untuk menonton pertandingan secara langsung, seorang interisti, julukan bagi suporter fanatik Inter Milan mencoba memasuki stadion dengan cara memanjat tembok stadion Geusepe Meaza untuk melihat derbi klasik antara AC Milan vs Inter Milan. Setelah berhasil memasuki stadion, dia melihat satu tempat duduk belum terisi dan disebelahnya duduk seorang Kakek yang dengan tenang menunggu dimulainya derbi itu. Interisti yang belakangan diketahui bernama Francisco Tapanuli itu kemudian mendatangi si Kakek dan bertanya kepadanya, “Permisi Kek, apakah tempat duduk di sebelah anda ini memang kosong atau ada orang lain yang akan menempatinnya tetapi belum datang kesini?”.

Kakek yang memakai kaos bermotif garis biru hitam, (Seragam tim Inter Milan) lengkap dengan syal bertuliskan Internazionale Milano itu menjawab, “Tempat duduk ini memang kosong!. Kalau mau anda boleh menempatinya!”.

“Terima kasih Kek!”, jawab Fransisco sambil duduk di sebelah Kakek itu. “Ngomong-ngomong, kenapa anda menonton pertandingan ini sendirian?”, lanjut Francisco.

“Selama lebih dari 20 tahun, saya bersama istri saya tak pernah sekalipun melewatkan derbi antara Inter Milan vs AC Milan, dan biasanya dia duduk di tempat duduk yang sedang anda tempati sekarang”, jawab si Kakek.

“Terus, dimana istri anda sekarang Kek?”, tanya Francisco dengan penasaran.

Dengan memandang ke wajah Fancisco Kakek menjawab, “Dia sudah meninggal dunia!”.

Mendengar jawaban Kakek, Francisco berkata, “Oh... Maaf Kek. Saya turut berbelasungkawa atas meninggalnya istri anda”.

“Terima kasih!”, tutur si Kakek.

Francisco dan Kakek terdiam.

Beberapa saat kemudian Francisco kembali bertanya kepada si Kakek, “Kenapa anda tidak mengajak kerabat yang lain untuk menonton pertandingan ini?”.

“Sekarang mereka semua sedang sibuk!”, jawab Kakek.

“Sibuk apa mereka Kek?”, Francisco bertanya lagi.

Dengan tenang si Kakek menjawab, “Mereka sedang menghadiri pemakaman istri saya”.

Francisco, “...!!!”, (dalam hati dia berkata, “Bener-bener Interisti Sejati”).



14 Maret 2007

LAUT=ISTIRAHAT

Pak Ujang adalah salah satu warga kota Bandung yang kini tinggal di kota Surabaya. Selama delapan tahun ini dia tinggal di Surabaya bersama sang istri tercinta yang kebetulan asli orang Surabaya.

Seperti pada hari-hari sebelumnya, dia melewati aktifitas hariannya dengan bekerja di salah satu perusahaan swasta yang terletak di Surabaya Timur. Sampai suatu sore dia mengalami kejadian yang menggelikan karena selama delapan tahun tinggal di Surabaya dia baru tahu kalau laut (bahasa jawa), dalam bahasa Indonesia berarti istirahat.

Jam dinding telah menunjuk pukul 4 sore, waktunya Pak Ujang beserta karyawan yang lain untuk pulang dari tempatnya bekerja. Sesampainya didepan pintu gerbang perusahaan, ia dihampiri seorang pemuda yang mencoba bertanya kepadanya. “Permisi Pak, nderek tangglet, satpame sampun laut to pak?, tanya pemuda tadi yang diketahui bernama Jono. (Dalam bahasa Indonesia berarti “Permisi Pak, mau tanya, apakah satpamnya sudah beristirahat?”).

“Sanes Mas, satpame sakeng angkatan darat”, jawab Pak Ujang. (Artinya “Bukan Mas, satpamnya berasal dari angkatan darat”, karena mengira kalau arti dari pertanyaan Si Jono adalah “Permisi Pak, mau tanya, apakah satpamnya dari angkatan laut?”).

Mendengar jawaban tersebut, Jono menjadi bingung. Dalam benaknya Jono berfikir mungkin suaranya kurang lantang sehingga Bapak tersebut kurang mendengar pertanyaannya. Kemudian dia kembali bertanya “Satpame wes laut to Pak?”. (Dalam bahasa Indonesia berarti “Apakah satpamnya sudah beristirahat?”).

Pak Ujang kembali menjawab, “Sanes Mas, Satpame ndugi angkatan darat”. (Yang artinya “Bukan Mas, Satpamnya dari angkatan darat”).

Mendengar jawaban itu Jono merasa sedikit kesal, kemudian dia memutuskan kembali bertanya dengan memakai Bahasa Indonesia. “Paak...!, apakah satpam di sini sedang beristirahat?”, tanya si Jono.

“Ya..., bener Mas. Satpam disini sedang beristirahat. Memangnya Mas ada perlu apa?”, jawab Pak Ujang yang kembali bertanya kepada Jono.

“Paman saya, namanya Pak Arif adalah salah satu satpam di perusahaan ini. Saya ingin menemuinya karena ada keperluan keluarga yang sangat penting yang ingin saya sampaikan kepadanya”, jawab Jono.

“Anda langsung aja ke bagian informasi yang terletak di gedung A lantai satu”, tutur Pak Ujang sambil menunjuk salah satu gedung yang berwarna biru.

“Terima kasih atas bantuannya Pak”, lanjut si Jono sambil melangkahkan kaki ke gedung A. Pak Ujang pun kembali menghidupkan motornya dan lansung tancap gas menuju rumah.

Sesampainya di rumah, Pak Ujang langsung menceritakan peristiwa tadi kepada istrinya. Spontan saja istrinya tertawa mendengar cerita dari sang suami. Lalu si istri bilang sama sang suami “Mas iku yo’opo seh..., lek dek bahasa Indonesia, laut iku...., artine istirahat”. (Dalam bahasa Indonesia berarti “Mas itu gimana sih..., kalau di Bahasa Indonesia, laut itu artinya istirahat”).

Spontan aja Pak Ujang tersenyum menahan malu mendengar penjelasan dari sang istri. Dalam hatinya dia berkata “Saya ini sudah delapan tahun di Surabaya, kok saya baru tahu kalau laut itu berarti istirahat”.




24 Maret 2007

PASAR BUAH

Pada suatu malam, si Joko duduk berdua dengan kekasihnya memandangi bintang-bintang di langit.

“Malam ini sangat indah ya...”, tutur si Joko yang diikuti senyuman oleh kekasihnya.

Sembari memandang wajah kekasihnya, Joko melanjutkan ucapannya “Sayang..., Hitam matamu bagai buah manggis, lengkung alismu seperti pisang raja, hidung mancungmu melambangkan kesegaran buah belimbing, bibir merahmu menggambarkan manisnya buah apel, halusnya kulit wajahmu melebihi halusnya buah mangga”.

“Kok bisa gitu...?”, tanya kekasihnya.

Spontan saja Joko menjawab “Wajahmu benar-benar seperti pasar buah..! Ha... ha... ha....!!!”.



24 Maret 2007

ASPAL KERING

Sudah 3 bulan ini Denny meninggalkan kampung halamannya untuk mencari rezeki di kota Bandung. Untuk mengobati rasa rindu pada Safira, kekasihnya di kampung, dia berinisiatif menulis sepucuk surat yang akan dia kirim lewat Pos.

Singkat cerita, surat tersebut sampai ke tangan Safira. Dia senang kegirangan mengetahui surat tersebut dikirim oleh sang pujaan hatinya. Tanpa banyak kata, dia langsung membuka dan membaca isi surat tersebut.

Mendadak wajah Safira berubah cemberut setelah membaca selembar puisi yang terdapat surat tersebut.

Alangkah indahnya
Saat kita berdua
Pergi bersama
Arungi samudra cinta
Lewati hari-hari bahagia

Ku berharap
Engkau mengerti
Rasa cintaku hanya untukmu
Impianku hanyalah engkau
Nurani yang selalu kurindu
Gundah hatiku tanpamu

Dengan wajah muram dan tanpa berfikir panjang dia langsung mensobek-sobek selembar puisi tersebut dan membuangnya ketempat sampah karena tahu inti dari puisi itu adalah Aspal Kering.

07 Desember 2007

About & Contact me

Sebelumya baca dulu sedikit uraian yang tidak begitu penting di bawah ini ^_^

Nama lengkap saya Ahmad Kholishul Fikri yang biasa di panggil Fikri dan kalau di dunia maya akrab dengan panggilan Fikri Online. Fikri lahir di sebuah kota bernama Pasuruan yang terletak di Propinsi Jawa Timur Indonesia. Sejak lahir Fikri dibesarkan oleh keluarga yang "Menyenangkan" karena di dalam keluarga Fikri selalu dan selalu mendapat kasih sayang dari semua orang di sekitar Fikri melebihi apa yang pernah Fikri harapkan semasa dalam "Kandungan".

Apabila pembaca sekalian ingin menghubungi Fikri Online dengan karena alasan maupun tanpa alasan sekalipun dapat menghubungi Fikri Online melalui :
Sampai di sini saja yang dapat di tulis oleh Fikri Online. Apabila ada salah-salah kata mohon dimaklumi karena Fikri Online baru belajar apa yang disebut dengan Content Writer. Kritik, saran, cacian dan makian kepada Fikri Online dapat anda tulis pada kolom Comment.

Sampai jumpa lagi di episode mendatang...!

Fikri Online
http://fikrionline.blogspot.com